Profil Pimpinan

Tepatnya di desa yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Pasuruan, yakni di Desa Pejarakan
Kecamatan Jabon Sidoarjo. Bocah kecil yang dikenal sederhana itu mengawali pendidikan di SD Negeri
Pejarakan yang kini sudah tidak digunakan dampak dari bencana lumpur Lapindo.
Setamat dari SD, di Tahun 1993 kemudian melanjutkan ke SMP Avisena yang berlokasi di Desa
Kedungcangkring Jabon. Di Tahun 1996 kemduian melanjutkan ke SMA Avisena. Pilhan pada yayasan
pendidikan yang sama itu memang dipilih karena di sekitar lokasi sekolah dia terdapat sejumlah
pesantren. Ia pun nimbrung ikut mengaji bersama santri pondok sepulang dari kelas formal.
Usai tamat dari SMA, Anas tidak melanjutkan ke perguruan tinggi karena harus membantu orang tuanya
yang menjadi petani tulen. Selama setahun itu, sibuk untuk mempersiapkan modal untuk mencari
perguruan tinggi dengan sibuk dagangan sandal.
Pada tahun milenium, 2000, akhirnya ia mendaftar di Institut Agama Islam (IAIN) Sunan Ampel Surabaya
yang kini disebut Universitas Islam Negeri (UINSA) Surabaya. Masuk di jurusan Program Studi Ilmu
Komunikasi Fakultas Dakwah, seolah menjadi pintu gerbang karir dalam hidupnya. Jurusan komunikasi
itu akhirnya mengantarkannya sebagai seorang jurnalis.
Selama di kampus itu, dia aktif di Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Ara-Aita. Selain itu juga menginisiasi
sejumlah lahirnya komunitas serta organisasi kemahasiswaan. Diantaranya mendirikan perpustakaan
keliling kampus, melahirkan Himpunan Mahasiswa Jurusan Komunikasi serta mendirikan Persatuan
Mahasiswa Dakwah Indononesia pada tahun 2003. Untuk organisasi ekstra kampus dia juga menjadi
bagian dari keluarga besar Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia di kepengurusan PMII Cabang
Wonocolo.
Meski berbekal jurnlistik ala kampus, di akhir masa perkuliahan yakni pada Tahan 2004 memberanikan
untuk bergabung di Harian Surabaya Pagi. Belum genap tiga tahun di harian tersebut, akhirnya banyak
mengenal iklim politik di Surabaya. Bahkan beberapa pemberitaan secara mendalam pun banyak
dituangkan di surat kabar tersebut secara berseri. Guna melengkapi pengalaman jurnalistik, Tahun 2006
berlabuh di JTV, salahsatu perusahaan televisi milik Jawa Pos Group. Di sela-sela bekerja, Tahun 2010 ia
melanjutkan perkuliahannya di bidang Pascasarjana Unitomo Surabaya.
Nah, berbekal jurnalis di akhir Tahun 2012 ia langsung masuk di dunia kepemiluan dengan menjadi
anggota Panwaslu Kota Pasuruan yang menduduki Kordiv Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga.
Selanjutnya di Tahun 2015, pada Pilkada Serentak pertama kali Ia juga lolos seleksi menjadi anggota
sekaligus menjadi Ketua Panwaslu Kota Pasuruan. Pada periode inilah, Anas yang dikaruniai tiga orang
anak itu menjadi lebih matang dan teruji integritasnya. Karena saat itu, pada proses Pemilihan Walikota
dan Wakil Walikota 2015 kondisi politik lokal Pasuruan bak api dalam sekam. Dinamisasi pada proses di
setiah tahapan pun silih berganti. Namun dibawah nahkoda pengawasannya, temuan dan laporan
pelanggaran dapat teratasi.
Moh. Anas atau Anas Muslimin banyak orang mengenalnya, lahir dan dibesarkan di Sidoarjo 10 April 1981
Tepat pada tanggal 16 September 2018, Anas kembali dipercaya untuk menjadi bagian benteng pemilu
yang dikukuhkan Anggota sekaligus Ketua Bawaslu Kota Pasuruan dengan ditemani dua anggota lainnya,
yakni Titin Yulinarwati dan Awanul Mukhris. Ketiga bersepakat selalu tunduk dan patuh terhadap aturan
perundangan-undangan untuk mewujudkan Pemilu atau Pemiihan yang berintegritas dan berkualitas.